ALASAN MENGIKUTI TRADISI NENEK MOYANG ATAU ULAMAK TERDAHULU ⁉️
Sebagian kaum muslimin, memilih untuk mengikuti adat kebiasaan orang-orang tua mereka dan nenek-nenek moyang mereka, dalam beberapa perkara dan dalam beberapa amalan.
Ada yang meyakini kebenaran amalan nenek moyang tersebut, adapula karena takut tertimpa kemudharatan, ada juga demi keamanan, menghindari keributan dan untuk menyenangkan hati-hati mereka.
Itulah realita disebagian masyarakat. Dan apabila disampaikan kepada mereka, bahwa perkara itu atau amalan tersebut tidak ada dalilnya, tidak ada syariatnya, tidak ada contohnya dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya, mereka pun menolak dan membantahnya.
Jawaban mereka sama seperti halnya jawaban orang-orang terdahulu di zaman para Nabi dan Rasul, apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul”, mereka mengatakan, kami hanya mengikuti kebiasaan nenek moyang kami.
Allah Ta’ala berfirman:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ.
Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) NENEK MOYANG kami”. “(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk?” (QS. Al Baqoroh 170).
Dan Allah Ta’ala berfirman:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ قَالُوا حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ..
Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul”. Mereka menjawab: “Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati NENEK MOYANG KAMI mengerjakannya”. Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk? (QS. Al Maidah 104).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah :
Apabila mereka diseru untuk mengikuti agama Allah, syariat-Nya, dan hal-hal yang diwajibkan-Nya serta meninggalkan hal-hal yang diharamkan-Nya, maka mereka menjawab, “Cukuplah bagi kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya,” yakni peraturan-peraturan dan tradisi yang biasa dilakukan oleh NENEK MOYANG mereka.
Allah Ta’ala berfirman:
Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun NENEK MOYANG mereka itu tidak mengetahui apa-apa. (QS. Al-Maidah: 104)
Yakni tidak mengerti perkara yang hak, tidak mengetahuinya, tidak pula mendapat petunjuk mengenainya. Maka bagaimanakah mereka akan mengikuti nenek moyang mereka, sedangkan keadaan nenek moyang mereka demikian? Mereka hanyalah mengikuti orang-orang yang lebih bodoh daripada mereka dan lebih sesat jalannya. (Tafsir Ibnu Katsir ).
Dan masih banyak ayat-ayat serupa dalam al-Qur’an, yang menggambarkan taklidnya mereka kepada nenek moyang mereka, walaupun disampaikan kebenaran pada mereka, tetap mereka tidak mau mengikuti Allah dan RasulNya.
Memang tidak semua kebiasaan nenek moyang atau orang-orang tua terdahulu ditinggalkan, apa yang tidak bertentangan dengan islam, ya dilestarikan, sedangkan yang bertentangan dengan islam yang mengandung kesyirikan, kebid’ahan atau kemaksiatan, itu yang ditinggalkan.