Ingatlah kematian dengan cara yang benar
Seorang insan sudah seharusnya ingat dan sadar akan keadaan dirinya sekarang dan keadaan akhirnya di kehidupan dunia ini
Akhir dari kehidupan dunia bukanlah akhir yang sesungguhnya”.
Akan tetapi, di belakangnya ada tujuan yang lebih besar dari kehidupan dunia, yaitu kehidupan akhirat.
Maka sudah sepantasnya bagi seorang insan untuk selalu mengingat kematian.
Akan tetapi, ia mengingat kematian bukan karena ingat ia akan berpisah dengan orang-orang yang dicintai dan disenanginya, karena ini adalah pandangan yang sangat pendek.
Namun, hendaknya ia mengingat kematian karena ia ingat akan berpisah dengan amal, tidak bisa lagi beramal untuk akhirat.
Apabila ia melihat kematian dengan cara yang seperti ini, maka ia akan bersiap-siap dan menambah amalannya untuk akhirat.
Namun apabila ia mengingat kematian karena akan berpisah dengan orang-orang yang dicintai dan disenanginya, maka ia akan bersedih dan perkaranya akan menjadi buruk.
Jadilah ia seperti apa yang diucapkan oleh seorang penyair,
Tidak ada kebahagiaan dalam hidup ini, selama diganggu kelezatannya .
Dengan mengingat kematian dan masa tua
Tatkala ia mengingat kematian dengan cara yang seperti ini, maka tidaklah bertambah untuknya kecuali kesedihan dan kesuraman.
Adapun, apabila ia mengingat kematian dengan cara agar ia bersiap-siap untuk menghadapinya dan agar ia beramal untuk akhirat, maka kesedihannya tidak akan bertambah, hanya saja yang bertambah ialah usahanya untuk menghadap Allah ‘azza wajalla.
Apabila seorang insan menghadap kepada Rabb-nya, maka dadanya akan semakin lapang dan hatinya akan semakin tenang.
Oleh karena itu, sudah seharusnya bagi seorang insan untuk bersiap-siap dengan berbekal amal shalih.
Asy Syarhul Mumti’ ‘ala Zaadil Mustaqni’: 5/298-299.
Kita tutup group ini dengan membaca do’a Kafaratul Majelis :
سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلٰه إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُك وَ أَتُوبُ إِلَيْكَ
“Subhanakallahumma wa bihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik”
“Maha Suci Engkau Ya Allah, dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu”
بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ